Melanjutkan pelajaran tentang Hukum
Universal Kehidupan sebelumnya, di
halaman-halaman berikut akan Anda temukan penjabaran dan penjelasan segamblang
tetapi juga sesederhana mungkin tentang semua unsur Hukum Universal Sukses yang
akan membantu Anda menikmati kehidupan sukses total.
Walaupun ada satu Hukum Universal Sukses yang
menjadi selebriti dunia saat ini, yaitu the Law of Attraction (Hukum
Ketertarikan), tetapi sebenarnya
saudara-saudara hukum semesta yang satu ini sebenarnya banyak sekali.
The Law of Attraction bukanlah anak tunggal. Jadi kalau dari semua Hukum
Universal Sukses yang mengatur kesuksesan hidup semua manusia ini baru LOA yang
Anda tahu, maka Anda perlu membaca pelajaran ini sampai tuntas.
Memahami semua Hukum Semesta yang mengatur
kesuksesan hidup ini penting sekali bagi kita karena segala yang terjadi dalam
hidup kita ini terpengaruh olehnya. Penerapan dengan baik Hukum-hukum Alam yang
mengikat semua manusia ini akan menentukan kadar kesuksesan dan kepuasaan hidup
yang Anda rasakan.
Sudah banyak yang
mengetahui dan menerapkannya. Sudah banyak yang menikmati sukses luar biasa
karenanya. Sekarang giliran Anda.
Beberapa hukum
yang terlalu panjang untuk dijelaskan dalam satu halaman di sini akan dibahas
lebih lanjut di halaman terpisah.
Jujur saya kesulitan menemukan terjemahan
yang benar-benar tepat untuk hukum semesta yang pertama ini.
Tetapi intinya Hukum
Kesatuan yang Divine ini
menyebutkan bahwa untuk membantu kita memahami banyak hal yang terjadi di dunia
ini, kita harus ingat bahwa kita hidup di dunia di mana segala sesuatunya
berhubungan, terhubung, dan tersambung dengan segala sesuatu yang lain.
Semua yang kita pikirkan, kita lakukan, kita
rasakan, serta kita percaya, mempengaruhi pihak lain dan lingkungan di sekitar
kita.
Kita semua pada
esensinya adalah SATU kesatuan dengan sesama manusia lainnya. Kita semua (umat
manusia) adalah SATU badan yang besar, punya banyak anggota tubuh berbeda,
tetapi kita tetaplah SATU.
Hukum Getaran atau Frekuensi ini menyebutkan bahwa semua hal di alam ini pada
dasarnya tersusun dari quanta yang memiliki pola getaran atau frekuensi
tertentu.
Prinsip bahwa segala sesuatu bergetar dan
memiliki frekuensi tertentu ini berlaku tidak hanya pada apa yang bisa kita
amati dengan mata telanjang, tetapi juga apa yang tidak kasat mata seperti
suara, bau, cahaya, bahkan juga pikiran kita, perasaan kita, tindakan kita,
kemauan kita, segala bentuk emosi kita, sehingga apa yang kita "pancarkan"
dari dalam diri kita ini juga akan ditangkap oleh mereka yang berada di sekitar
kita.
Apapun yang kita "pancarkan" ini
akan bertemu dengan pikiran dan tindakan yang berfrekuensi sama.
Mungkin
Anda masih ingat percobaan garpu tala pada pelajaran fisika kita di SD atau SMP
dulu? Satu garpu tala yang digetarkan
bisa menggetarkan garpu tala lain yang berada di dekatnya padahal mereka tidak
bersentuhan sama sekali.
Itu karena segala sesuatu, pada level terkecilnya,
pada level quantum, adalah energi yang masing-masing memiliki frekuensi getaran
tertentu, frekuensi uniknya sendiri.
Ya, semua hal memiliki frekuensinya
sendiri-sendiri! Termasuk pikiran, perasaan dan ide-ide Anda.
Pemahaman akan Hukum Frekuensi atau the
Law of Frequency ditambah dengan pemahaman akan Hukum the
Law of Attraction ini penting
sekali karena Anda harus tahu, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup Anda,
apapun yang menghampiri hidup Anda, pada esensinya "ditarik" sendiri
oleh "getaran" atau "frekuensi" yang Anda pancarkan. Tidak
mungkin tidak.
Selain segala sesuatu di alam ini pada
dasarnya memiliki vibrasi atau frekuensi tertentu, dia juga bergerak, bergetar
dan berpindah tempat dengan pola melingkar. Karenanya, segala frekuensi kita
ini akan kembali ke kita lagi pada akhirnya.
Ibaratnya stasiun radio, bila Anda hanya
menyiarkan musik dangdut, maka pendengar Anda adalah mereka yang menyukai jenis
musik ini saja. Mereka yang benci jenis musik ini tidak akan dekat-dekat dengan
radio Anda.
Dan karena Anda hanya menyiarkan yang
"dangdut-dangdut" saja, maka yang mengerubungi Anda juga yang
"dangdut-dangdut" saja.
Dalam kehidupan nyata, ini bisa kita lihat
pada fakta bahwa hanya mereka yang memiliki minat, hobi, visi dan cara pandang
yang sama sajalah yang akan bisa saling bergaul akrab, atau bahkan menjadi
teman erat dalam waktu lama.
Bahasa gaulnya, mereka yang tidak satu
frekuensi adalah "gak klik", "gak nyambung",
"gak cocok".
Berita bagusnya bila kita memahami Hukum
Frekuensi ini adalah kita bisa dengan mudah mengubah kondisi hidup kita dengan
cara mengubah frekuensi terdasar kita, sistem keyakinan yang kita miliki, cara
pandang kita, pikiran dan sikap kita kepada dunia.
Bila menginginkan sesuatu yang positif, maka
pancarkanlah frekuensi yang positif pula.
Frekuensi diri yang positif menarik frekuensi
positif lainnya untuk datang mengerubungi kita.
Hukum Kesesuaian ini,
secara sederhananya, menjelaskan bahwa apa yang berlaku di luar diri kita, apa
yang tampak, atau yang terjadi di kehidupan fisik kita, pasti sesuai dengan apa
yang terjadi di dalam diri (di dalam benak, hati dan pikiran kita).
Dengan kata lain, apa yang terjadi pada kita,
semua tindakan kita, kata-kata kita, adalah cerminan dari isi pikiran kita.
Dengan kata lain
lagi: "The inner determines the outer" atau "As
inside, so outside" atau "What's going on inside will show on
the outside".
Hukum sebab akibat ini
menggariskan bahwa di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan, atau
terjadi di luar lingkup hukum-hukum alam ini.
Semua yang terjadi pada kita ini terjadi
akibat adanya suatu sebab. Tidak ada kebetulan, tidak ada
"kecelakaan", atau ketidak-sengajaan.
Untuk setiap tindakan akan ada reaksi (aksi
balik) atau konsekuensinya, dan kita hanya "memetik apa yang telah kita
tanam saja", tidak lain.
Menurut Hukum
Berbalas ini, segala sesuatu yang
kita lakukan ada balasannya, balasan yang setimpal (sebanding).
Hukum Timbal Balik ini
adalah partner Hukum Berbalas sebelumnya (Law of Reciprocation), dan ia menggariskan bahwa untuk bisa memberi harus
ada yang menerima, untuk bisa menerima harus ada yang memberi.
Menurut hukum
ini, tidak ada yang lebih baik antara tangan di atas dengan tangan di bawah.
Kedua posisi tangan ini adalah partner, rekanan atau mitra yang saling
melengkapi.
Tangan di atas sama baiknya dengan tangan di
bawah selama keduanya dilakukan dengan porsi yang seimbang dan harmonis.
Kran rejeki kita akan terbuka karena
pemberian yang efektif mengaktifkan "hukum imbalan sepuluh kali
lipat" atau "the law of ten-fold return", sehingga uang
sedikit yang kita berikan, kembali ke kita berlipat ganda menjadi sumber rejeki
baru.
Saya harap Anda sudah semakin yakin bahwa
kalau Anda ingin segera sukses, kaya dan bahagia dalam hidup ini, maka Anda
harus segera mulai memberi, detik ini juga.
Mulai dengan memberikan apa yang sudah Anda
punya lebih dahulu dan yang Anda merasa nyaman melepaskannya dari hidup Anda.
Semua perjalanan dimulai dengan satu langkah
kecil.
Semua anak belajar bicara dengan satu kata
sederhana lebih dahulu. Jadi kalau memberi ini adalah suatu hal baru dalam
hidup Anda, Anda harus memulainya dengan yang Anda bisa. Dengan yang Anda
merasa nyaman, dan bukan karena merasa terpaksa atau karena merasa ini adalah
sebuah persyaratan.
Terus memberi tanpa bersedia menerima juga
menimbulkan kondisi tidak sehat, di mana si pemberi konstan tersebut bisa
terjebak untuk merasa cukup dan tidak memerlukan bantuan siapapun, padahal hal
ini tidaklah benar. Tidak ada seorangpun yang totally independent atau
benar-benar mandiri di dunia ini sehingga tidak memerlukan bantuan orang lain.
Kondisi tangan di atas terus menerus juga
bisa tidak sehat di mana bisa jadi hal tersebut melampaui kemampuan si pemberi.
Bahaya ketiga tangan di atas terus menerus
adalah timbulnya rasa "sombong" yang halus tapi dengan pelan
menggerogoti "rasa butuh" kita kepada yang lain, bahkan kepada Sang
Pencipta.
Sementara kondisi tangan di bawah terus
menerus juga sama tidak sehatnya karena ini bisa membebani orang lain,
melemahkan rasa kepercayaan diri, mematikan potensi diri untuk menjadi besar,
serta mengaburkan iman kita kepada penjagaan Tuhan bila kita terus menyandarkan
diri pada bantuan orang lain.
Yang jelas, menurut Hukum Reciprocity
(atau Hukum Timbal Balik) ini, hanya kondisi balas membalas dan timbal
balik-lah yang sehat dan harmonis di alam ini. Ya, memberi, ya menerima. Mau
menerima, tapi juga mau memberi. Terus bergantian.
Agar tindakan memberi menjadi lengkap harus
ada yang menerima. agar ada tangan yang di atas harus ada tangan yang di bawah.
Kedua pihak sama pentingnya, dan semua manusia harus mau berganti peran menjadi
kedua pihak untuk melengkapi siklus sukses memberi dan menerima ini. (Nah, pola lingkaran
lagi, kan?)
Hukum ini harus dipahami benar oleh siapapun,
karena masih banyak sekali yang beranggapan bahwa tangan di atas itu lebih baik
sehingga akibatnya banyak sekali mereka yang sebenarnya membutuhkan tidak
berani meminta bantuan, atau sebaliknya terjebak "kesombongan" tidak
mau menerima bantuan yang diulurkan.
Saya pernah memberikan zakat harta saya ke
seorang tetangga yang kebetulan adalah seorang tukang becak dengan 3 anak di
bawah 10 tahun yang putus sekolah. Ternyata dia menolak mentah-mentah,
mengembalikannya dengan kata-kata yang cukup menyakitkan saya sebagai pihak
pemberi.
"Saya masih mampu menghidupi anak-anak
saya. Saya tidak butuh belas kasihan Ibu. Terima kasih, tapi berikan saja
sedekah Ibu tersebut kepada yang lebih berhak", begitu katanya sedikit
ketus.
Saya coba
jelaskan bahwa ini bukan sedekah tapi hadiah, atau beasiswa untuk anak-anaknya
atau apalah, tapi bukan sebuah belas kasihan dsb... tetap saja hasilnya ditolak
dan akhirnya saya harus pulang dengan sedih karena "lingkaran" saya
belum lengkap.
Kalau Hukum
Berbalas dan Sebab
Akibat di atas berlaku umum untuk
semua hal, baik yang baik maupun yang buruk, maka Hukum
Penggatian atau Kompensasi ini
merupakan Hukum Berbalas yang khusus untuk sesuatu yang baik saja.
Artinya, kita pasti menerima imbalan baik
dari hal baik yang kita lakukan. Hukum Kompensasi ini juga menggariskan bahwa
kita berhak dan pasti akan menerima "upah" atau "bayaran"
atas semua pekerjaan baik yang kita lakukan.
Karena adanya Hukum Kompensasi ini, kita
pasti akan diberi upah yang layak, yang baik, yang sepantasnya untuk semua
perbuatan baik kita.
Di sisi lain, hukum ini juga menggariskan
bahwa kita juga dituntut untuk mau membayar atas pekerjaan baik orang lain yang
diberikannya kepada kita.
Lebih luasnya, hukum ini menuntut kita semua
untuk mau memberi imbalan yang sepantasnya (yang baik) untuk semua hal baik
yang kita terima, dari siapapun.
Karena hukum ini, kalau kita mengharapkan
mendapat servis atau produk yang bagus, kita harus mau membayar dengan harga
yang bagus, yang pantas atau layak, untuk produk dan layanan tersebut.
Sementara bila kita maunya membayar apa
adanya, maka biasanya yang kita dapat juga pelayanan yang apa adanya.
Law of Compensation atau Hukum
Kompensasi sering diwakili di
dunia ini oleh kata-kata "Harga
tidak pernah bohong."
Itu karena untuk segala sesuatu yang baik,
kita memang perlu modal yang besar untuk membuatnya, sehingga mereka yang
menginginkan barang yang bagus ini, juga harus berani membayar atau memberi
kompensasi atau penggantian yang setimpal pula.
Intinya menurut Hukum Kompensasi ini, semua
pekerjaan kita yang baik pasti diberi penggantian yang layak, tetapi kita juga
punya kewajiban untuk memberi bayaran yang layak untuk pekerjaan, produk, jasa
atau layanan orang lain.
Hukum Ketertarikan ini
adalah salah satu hukum universal sukses paling terkenal sebagai akibat
diangkatnya ia menjadi selebritis melalui buku dan film "the
Secret" yang mendunia.
LoA
ini menggariskan bahwa kita bisa "menarik" hal-hal,
kejadian-kejadian, orang-orang tertentu dalam kehidupan kita.
Pikiran, perasaan, emosi dan tindakan kita
menciptakan energi atau frekuensi tertentu yang kemudian "menarik"
energi atau frekuensi yang serupa dengannya ke dalam kehidupan kita.
Law of Attraction terhubung sangat erat
dengan the Law of Vibration or Frequency atau Hukum
Frekuensi di atas.
Energi atau frekuensi negatif menarik semua
yang memiliki energi atau frekuensi negatif pula. Sebaliknya energi atau
getaran positif menarik semua yang positif pula.
Ini semua terjadi karena pada esensinya semua
hal adalah energi atau frekuensi.
Jadi frekuensi atau energi apa yang Anda
pancarkan, itu yang akan Anda tarik ke dalam kehidupan Anda.
Ibaratnya radio, program apa yang Anda
siarkan? Yang akhirnya menentukan pendengar macam apa yang Anda harapkan
menjadi fans setia radio Anda ini.
Implikasi dari hukum ini, ditambah dengan hukum
frekuensi di atas, adalah
sangat-sangat besar dalam kehidupan kita.
Salah satunya adalah fakta bahwa kehidupan
kita bisa kita bentuk sendiri, dengan lebih dahulu membentuk sumber energi di
dalam diri kita agar sesuai dengan hasil yang kita harapkan di luarnya.
Hukum Pengharapan ini
menetapkan bahwa energi mengikuti pikiran. Segala sesuatu terjadi atau terwujud
karena adanya pikiran yang mendahuluinya terlebih dahulu.
Menurut Hukum Pengharapan ini, sebelum
sesuatu muncul dalam realitas hidup kita, kita pasti mendahuluinya dengan sebuah harapan (expectation) lebih dahulu. Sesuatu
akan terjadi (atau tidak terjadi) berdasarkan harapan kita tersebut.
Hal ini tidak mungkin dibalik, di mana
sesuatu terjadi lebih dahulu baru kita berharap.
Adalah absurb menginginkan yang sedang
terjadi untuk terjadi, sementara bila mengharapkan sesuatu yang telah lewat
untuk terjadi, ini adalah penyesalan yang sia-sia.
Jadi kita harus selalu memulai hidup kita
dengan sebuah harapan terlebih dahulu, bukan sebaliknya.
Kita hanya bisa maju mendekati apa yang telah
bisa kita bayangkan dengan pikiran kita, bukan sebaliknya.
Jadi apa yang kita pikirkan, kita percayai,
kita yakini, kita harapkan itu yang akan mewarnai dan membentuk kenyataan hidup
kita.
Intinya, hukum ini menyatakan segala
sesuatu/hal terjadi karena adanya pikiran yang mendahuluinya.
Sehingga untuk bisa mengubah pengalaman atau
kenyataan hidup kita, yang pertama harus kita lakukan adalah mengubah apa yang
kita harapkan untuk terjadi dalam hidup ini terlebih dahulu.
Expect the best and we'll get the best. (Harapkan
yang terbaik, maka kita akan mendapat yang terbaik pula).
Hukum Tindakan menyatakan bahwa segala
sesuatu menuntut adanya tindakan dari kita apapun itu.
Tidak cukup kita hanya
"memancarkan" keinginan kita lalu duduk berdiam diri menunggu
datangnya keinginan tersebut.
Tindakan kita tersebut bisa apa saja
bentuknya, bisa meminta, bisa bersyukur dengan yang telah ada, bisa menjalani
hidup seperti biasa, tetapi tetap harus ada tindakan, dan tindakan tersebut
harus mendukung serta sejalan dengan pikiran, emosi dan keinginan kita.
Tidak masalah bila tindakan kita tersebut
salah, yang penting kita melakukan sesuatu dan tidak remain
stagnant atau statis.
Lebih mudah
mengubah arah yang salah daripada berdiam diri tetapi mengharap sampai di
tujuan.
Hukum Keyakinan ini didasarkan pada asumsi
dasar bahwa kita semua (umat manusia) pada dasarnya mengetahui jauh lebih luas,
jauh lebih banyak daripada apa yang bisa kita lihat, kita dengar dan kita
pegang, atau kita cerna hanya dari panca indera dan pengetahuan terbatas kita.
Jiwa kita, esensi kita, mata hati kita,
sebenarnya sudah mengetahui jauh lebih banyak dari semua yang bisa dicerna
indera ini karena pada dasarnya kita semua terhubung dengan Sang Khalik melalui
'mata hati' kita tersebut.
Dengan memberi kita 'mata hati', Tuhan telah
memberi kita semua
sebuah 'alat komunikasi' agar manusia
selalu bisa berhubungan langsung dengan-Nya di setiap saatnya.
Dan kita tahu ini. Pada dasarnya semua
manusia tahu akan hal ini, karena itulah, yang namanya manusia, sebetapa
primitifnya pun mereka, tetap memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang membedakan
mereka dari binatang, meskipun, katakan, mereka tidak memiliki standar
peradaban yang sama dengan standard kita. Koloni manusia pada dasarnya akan
tetap berbeda dari sekawanan binatang.
Karena pada dasarnya manusia selalu berada di
bawah "bimbingan Tuhan" melalui 'mata hati' mereka ini di setiap
saatnya, siapapun mereka, selama mereka tidak berusaha mematikan 'cahaya hati'
mereka tersebut.
Kita
hanya perlu melihat jauh ke dalam hati, mencerna, dan percaya, pada apa yang
kita "dengar" di sana.
Petunjuk untuk kita ada di sana. Di relung
hati kita yang terdalam.
Kita harus mencoba untuk membentuk rasa
percaya yang lebih besar lagi akan bimbingan nurani ini, karena inilah salah
satu sumber intuisi, inspirasi, kebijaksanaan dan petunjuk terbesar untuk semua
keputusan dan tindakan kita.
Hukum yang menyebutkan bahwa energi tidak
pernah berhenti berubah bentuk ini memberi kesempatan kepada semua orang untuk
bisa mengubah kondisi kehidupannya setiap saat mereka merasa ada yang perlu
diubah atau diperbaiki.
Semua orang memiliki kekuatan ini karena
semua orang memiliki energi (mereka terbentuk oleh energi).
Energi yang berfrekuensi tinggi bisa
"menelan" atau mengkonsumsi energi berfrekuensi rendah dan lalu
mengubahnya menjadi energi berfrekuensi tinggi.
Contohnya, bila Anda sedang merasa sedih,
lalu Anda memutuskan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, maka energi
kegembiraan tersebut akan "memakan" energi kesedihan, dan kemudian
mengubahnya menjadi kegembiraan.
Jadi siapapun orangnya, meski sekarang ini
mereka memancarkan energi berfrekuensi negatif, kalau mau, bisa dengan mudah
mengubahnya menjadi energi berfrekuensi positif dengan mengikuti dan menerapkan
semua prinsip hukum universal sukses yang satu ini.
Kekuatan
untuk melakukan segala sesuatu tidak datang dari luar diri seorang manusia,
melainkan dari dalam dirinya sendiri.
Hukum Relativitas ini menyebutkan bahwa
segala sesuatu itu bersifat relatif atau nisbi, atau hanya bisa diukur bila
dibandingkan dengan sesuatu yang lain. Dan bahwa ukurannya bisa berubah
tergantung dengan apa ia dibandingkannya.
Hukum ini menyebutkan bahwa di dunia ini
segala sesuatunya berada di atas sebuah kontinuum dengan dua kutub atau ujung
yang memiliki frekuensi berlawanan. Bila satu ujung positif maka ujung yang
lainnya negatif.
Segala
sesuatu memiliki lawan atau kondisi sebaliknya. Bagaikan sekeping koin yang
memiliki dua sisi berbeda.
Sehingga bila kita ingin mengubah suatu pikiran
yang tidak kita inginkan, kita tinggal memusatkan perhatian pada ujung yang
lain dari pikiran tersebut.
Hukum ini juga menjelaskan bahwa tidak ada
kondisi yang jelek sebenarnya, karena semua hal itu merupakan bagian dari satu
kesatuan.
Semua hal punya fungsi mereka masing-masing,
baik itu yang menurut anggapan kita jelek maupun yang bagus. Karena keduanya
merupakan separo bagian dari satu kesatuan. Kedua hal tersebut harus ada dalam
hidup kita.
Kita hanya harus belajar menyeimbangkan kedua
kutub tersebut saja, sehingga tidak terjebak ke ujung negatif dari spektrum
terus menerus dan berkepanjangan.
Satu cara mujarab untuk mengubah persepsi
kita tentang suatu kondisi yang tidak menyenangkan, adalah dengan membayangkan
dalam batin kita, kondisi yang kita alami saat ini sebagai satu sisi mata uang,
yang kebetulan bergambar muka cemberut, lalu masih dalam bayangan kita, kita
membalik mata uang logam tadi sehingga sisi satunya yang bergambar muka
tersenyum lebar berada di atas.
Teknik super sederhana ini bisa dimodifikasi
sendiri sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi kita, tetapi intinya:
selalu bayangkan kita membalik mata uang logam tersebut agar mendapat kondisi
yang sebaliknya dari apapun kondisi yang sedang kita alami.
Cepat,
sederhana dan biasanya ampuh untuk membantu kita fokus ke sisi lain dari sebuah
situasi tidak menyenangkan.
Hukum pemaafan ini bekerja dengan energi atau
frekuensi mengikhlaskan dan mencintai, karenanya energi pemaafan ini bisa
menghapus semua energi negatif yang berasal dari keinginan untuk membalas
dendam.
Energi
pembalasan membuat seseorang berada pada frekuensi yang sangat rendah dan
terjebak di sana.
Sementara memaafkan, melepaskan rasa marah
yang terpendam serta mengikhlaskan sesuatu kejadian, termasuk yang negatif,
akan mengangkat
energi seseorang ke frekuensi tinggi yang akan menarik lebih banyak lagi
kejadian menyenangkan dalam hidupnya.
Kelembutan terhadap sesama dan kemampuan
memahami orang lain adalah buah dari hukum pemaafan dan kasih sayang ini.
Semua yang baik berasal dari pemaafan.
Kelangsungan hidup spesies manusia inipun
tergantung dari kemampuan mereka memaafkan manusia lain.
Memaafkan adalah suatu bentuk keagungan jiwa.
Pemaafan adalah bentuk kekuatan dari mereka
yang paling kuat.
Pemaafan membutuhkan kedalaman dan ketenangan
jiwa.
Pemaafan dan kelembutan, tiadanya keinginan
untuk membalas dan menghakimi manusia lain, adalah dua karakteristik mereka
yang memiliki kebesaran jiwa, serta ketenangan yang bersumber dari cahaya
ilahi, kebenaran dan kekuatan sejati.
Energi pemaafan mengikat dunia menjadi satu
dan menghindarkannya dari tercerai berai.
Hukum
pemaafan membantu manusi menikmati kehidupan yang penuh dama dan keharmonisan
dengan siapapun dan apapun di sekitar mereka.
Dalam bahasa Indonesianya, maksudnya adalah, Hukum
Menerima segala sesuatu dengan Ikhlas, tanpa resistance atau penolakan.
Ini adalah salah satu hukum paling penting.
Penerapan ke semua hukum di atas akan
menghasilkan efek positif sebagaimana yang kita inginkan bila kita tidak
meninggalkan yang satu ini.
Ibaratnya keseluruhan hukum universal sukses
ini adalah sebuah mesin, maka hukum the Law of Allowing atau Hukum
Menerima adalah olinya,
yang membuat semua bagian mesin tersebut berjalan dengan lancar,
"smooth", tanpa friksi atau gesekan yang parah.
Tetapi menerima ini sini bukan berarti
menerima semua keadaan dengan sikap pasrah yang lebih cenderung ke arah menyerah sebagaimana
sering dipahami banyak orang saat ini.
Sering sekali orang menggunakan alasan "ini
sudah kehendak Tuhan" untuk
tidak melakukan apa-apa untuk merubah suatu kondisi.
Bukan. Bukan
"menerima" macam ini yang dimaksud dengan Hukum Menerima di sini.
Hukum Menerima berarti kita bisa menerima
kehidupan yang kita inginkan saat ini juga, karena pada dasarnya kita memang
sudah dikelilingi oleh kehidupan impian ini.
Hanya saja bila fokus kita ke arah yang
salah, maka kita tidak akan bisa merasakan kehidupan yang menyenangkan ini.
Ibaratnya kita duduk di dekat sebuah sungai,
tetapi kita tidak menghadap ke sungai tersebut, maka kita tidak akan bisa
melihat sungai tersebut selama kita berkeras tidak mau mengubah arah pandangan
kita.
Dengan adanya hukum ini, kita dituntut untuk
selalu ingat bahwa alam ini sudah diciptakan dengan sempurna dengan tingkat
harmoni yang tinggi, sehingga segala sesuatunya sudah diatur untuk berjalan
dengan lancar, tanpa harus dikejar, tanpa campur tangan manusia.
Energi penciptaan bervibrasi menarik segala
sesuatu yang mudah, mulus, lancar tanpa hambatan. Sehingga ketika kita
menginginkan sesuatu tetapi kemudian yang tertarik ke dalam diri kita adalah
segala hal yang terasa membebani, menyulitkan, tidak menyenangkan, maka itu
berarti ada yang salah dengan jalan yang kita tempuh.
Emosi negatif yang kita rasakan memberi kita
pertanda bahwa kita sedang berjalan atau melihat ke arah yang salah sehingga
justru menghambat energi Penciptaan Sang Kuasa untuk Anda.
Kesuksesan (semua keinginan) yang telah kita
minta justru akan semakin cepat dirasakan bila kita berhenti jungkir balik
mengejarnya atau memaksakan diri dengan segala cara mendiktekan kemauan kita.
Sukses akan
mulai kita rasakan bisa kita bisa melihat dan menikmati hidup yang sudah kita
miliki ini sebagai sesuatu yang "sudah"
indah, sebagai modal untuk
menerima yang lebih indah lagi.
Anda mungkin pernah mendengar peribahasa yang
mengatakan, "The early bird gets the worms" atau "Burung yang bangun lebih pagilah
yang mendapat cacing (makanannya)."
Maksudnya, "Kalau mau kebagian rejeki
lebih banyak dari orang lain, bangunlah lebih pagi, sebelum kedahuluan orang
lain."
Istilah ini bahkan kemudian menjadi sebuah
jargon pemasaran, "Early Bird" atau pembeli awal, yang biasanya
mendapat fasilitas berbeda dari pembeli berikutnya.
Pesan harfiah dari peribahasa ini adalah,
bergeraklah lebih cepat, bekerjalah lebih keras dan bersainglah dengan orang
lain bila ingin mendapatkan hasil lebih banyak.
Tapi, tahukah Anda betapa
"menyesatkannya" ajaran ini?
Di alam raya ini semua burung mendapatkan
cacingnya.
Jutaan spesies burung di luar sana, semua
kebagian cacing mereka, entah mereka bangun pagi atau tidak.
Ketika Tuhan menghendaki kelangsungan hidup
spesies burung, betapa banyaknya pun jumlah mereka, maka itu berarti Tuhan juga
akan menyiapkan jumlah cacing yang mencukupi untuk mereka semua, bukan?
Inilah esensi hukum the
Law of Allowing atau Hukum
Menerima itu, bahwa tidak ada
yang perlu kita perebutkan mati-matian dengan orang lain di dunia ini.
Hidup ini bukan sebuah persaingan atau
perlombaan tentang siapa yang mendapat atau mengumpulkan harta benda lebih
banyak. Hidup ini juga bukan sebuah kekhawatiran tentang tidak kebagiannya kita
akan rejeki Tuhan yang melimpah ruah.
Kita semua pasti kebagian. Kita harus percaya
bahwa Tuhan punya cukup kekayaan untuk dibagikan kepada kita semua sesuai
dengan yang kita inginkan, tanpa harus kita merebut, mengambil,
"mencuri" atau bahkan hanya sekedar iri terhadap milik orang lain.
Kita pasti
mendapat semua yang kita inginkan, langsung dari yang Maha Kuasa tanpa kita
harus berbuat curang, melakukan kriminalitas, melanggar hukum atau sekedar
melanggar batas-batas moral yang kita miliki sendiri.
Ya semua orang, bahkan para kriminalpun,
memiliki hati nurani, atau hati kecil yang pasti merasa tidak nyaman ketika
mereka melakukan tindakan "jahatnya".
Kita semua sudah memiliki "inner
compass" atau panduan internal dalam diri berupa mata
hati kita untuk membantu menentukan
apa yang salah serta apa yang benar.
Jadi siapapun, pasti tahu, atau paling tidak
merasa, bila mereka melakukan kesalahan. Perasaan mereka tidak akan nyaman,
tidak akan positif.
Jadi, jangan lakukan itu. Jangan lakukan
sesuatu yang mengusik ketenangan hati nurani Anda.
The Law of Allowing atau Hukum Menerima mengajarkan bahwa kita tidak
perlu melakukan sesuatu bila hal tersebut tidak terasa nyaman di hati kita dan
terasa ada sesuatu yang salah.
Apa yang terasa salah ini itulah resistance
yang kita rasakan, resistance atau penolakan yang terasa karena kompas
internal hidup kita yaitu si Mata Hati/Nurani berusaha menolaknya.
Nah, Hukum Menerima mengajarkan kita untuk
mencari cara yang paling kecil penolakannya (the Path of Least Resistance). Atau dengan kata lain, cara yang kita tempuh untuk
menikmati hidup sukses ini hendaklah cara yang paling bisa diterima oleh Hati
Nurani kita yang selalu terhubung dengan petunjuk Tuhan.
The Law of Allowing atau Hukum
Menerima juga mengajarkan bahwa
energi penciptaan, energi sukses, energi kelimpahan itu terasa menyenangkan,
indah dan penuh harmoni dengan hidup kita, selalu positif. Selalu.
Jadi bila sesuatu terasa negatif, berarti ada
yang salah, dan harus dikaji ulang.
Bila Anda terus menerus terjebak masalah yang
sama, berhenti. Evaluasi situasi Anda. Dan coba berbalik atau berganti arah.
Bahkan sebuah tujuan muliapun, misalnya, bila
terus menerus terhadang tantangan, juga harus dievaluasi. Mungkin itu berarti
ia menempuh arah yang salah. Harus coba arah lain.
Adanya halangan atau hambatan mungkin juga
berarti Tuhan ingin mengatakan bahwa hal tersebut tidak perlu Anda lakukan,
karenanya Dia menempatkan halangan demi halangan di depan Anda agar Anda
berhenti memaksakan kehendak Anda.
Atau "lepaskan dayung Anda, biarkan arus
membawa Anda kemana pun ia mengalir. Selama Anda tahu sungai tersebut mengarah
ke tujuan yang ingin Anda capai, Anda tidak perlu mengayuh terlalu keras, atau
bahkan tidak perlu mengayuh sama sekali kalau perlu. Nikmati saja perjalanan
dan pemandangan di sekitar Anda."
Ya, untuk sukses total, Anda harus berani
berhenti mengejar dan berusaha terlalu keras. Anda tidak perlu lakukan
itu. Anda tidak perlu "membanting tulang, bersimbah peluh". Ada cara
yang lebih baik, lebih positif, bila Anda percaya.
The Law of Allowing atau the Law of the Least Resistance atau
Hukum Menerima dengan Penolakan Sekecil Mungkin ini menuntut kita untuk meminta bentuk kehidupan yang kita inginkan kepada Tuhan,
lalu menyerahkan petunjuk sepenuhnya kepada ke-Maha Tahuan-Nya, dan kemudian
tinggal mengikuti petunjuk
tersebut, sehingga semua terasa mudah.
Bila hidup Anda penuh penderitaan, penuh
perjuangan tanpa akhir, duka nestapa tiada henti, air mata berkepanjangan,
konflik dan intrik, dan semua yang tidak menyenangkan, maka, maaf pembaca,
saya harus jujur pada Anda, bahwa itu berarti Anda telah memaksakan diri untuk
menempuh jalur yang tidak sesuai dengan yang telah digariskan-Nya.
Anda memaksakan diri untuk menerjang segala
rintangan yang mungkin sengaja dipasang-Nya untuk membuat Anda mengubah arah,
mengubah paradigm dan cara pandang hidup Anda.
Anda memaksakan diri dan tidak bersedia
menerima petunjuk dan pemberian Tuhan yang sebenarnya justru menjamin kehidupan
yang lebih baik untuk Anda.
Halangan demi halangan telah ditaruh Tuhan di
hadapan Anda agar Anda berbalik arah, tetapi Anda nekat maju terus.
Anda tahu pekerjaan Anda tidak menyenangkan,
tidak menghasilkan, tidak menghargai potensi Anda, penuh persaingan tidak sehat
yang menguras energi, tidak membawa kepuasan batin, tidak membantu Anda menjadi
orang yang lebih baik, bahkan juga tidak mencukupi secara ekonomi, tetapi Anda
terus maju. Bertahun-tahun, dari hari ke hari, terus bertahan walau Anda tidak
bahagia, walau di belakang mengomel dan mengeluh, hanya karena Anda tidak
berani keluar darinya dan mencoba sesuatu yang baru.
Anda tahu uang yang Anda terima ini salah
secara moral, mungkin tidak halal atau meragukan, tetapi karena Anda tidak
yakin bahwa kalau Anda tidak mengambil uang tersebut Anda bisa kaya, maka Anda
ambil juga, walau penuh pergumulan batin. Anda tidak tentram sesudahnya karena
Anda tidak percaya akan penjagaan-Nya.
Ini hanyalah dua contoh nyata kasus yang
tidak mengindahkan Hukum Menerima, tidak mau menerima dan mendengarkan bisikan
Hati Nurani dan perasaan sebagai "bahasa" Tuhan untuk berkomunikasi
dengan kita.
Maka apa mengherankan kalau kemudian, walau
banyak orang yang punya uang atau jabatan, atau harta benda, tetapi mereka
tidak bisa disebut sukses karena kehidupan mereka bertentangan dengan tugas
hidup dan amanat dari Sang Pencipta?
Demikian penjabaran singkat beberapa hukum
terpenting dari Hukum Universal Sukses yang merupakan alat paling ampuh Anda
untuk menikmati hidup sukses dan bermakna. Hidup yang sesuai dengan impian dan
tujuan hidup Anda. Hidup yang menghargai potensi dan amanat yang telah
diberikan oleh Sang Pencipta kita.
Semoga dengan memahami Hukum-hukum Universal
Sukses tersebut, Anda bisa menikmati kesuksesan total Anda.
INFO LAIN
ANDA BUKA http://www.uangbalik.in/?id=13685870 atau Anda KLIK DISINI atau DISINI
Situs porno, Situs terlarang, Situs Dewasa,
Video porno abg ngentot smp, Video porno abg mesum sma, video porno abg, video
mesum abg, abg porno, abg mesum, mesum, porno, video ngentot abg, abg
telanjang, Abg mesum, bisnis online, jutawan, jutawan sejati, jutawansejati.com, mesin uang, smsbisnis.net, uangbalik, uangbalik.in,
video abg mesum, video abg
ngentot, video ngentot, video porno,
gambar telanjang, gambar bugil, foto telanjang, foto bugil